Webeza Net - Cerpen Love Story |
Hay, namaku nadine…
Suatu hari di sekolah…
“hy nad, bengong aja pagi pagi” sapa genta. Dia itu adalah sahabat aku sejak smp. “eh elo ta, gue kira siapa” jawabku. “lagi mikirin apa sih? Reno ya?” ledek genta, “aah engga, cuma lagi asik aja melamun” jawabku sambil berlalu meninggalkan dia pergi. “eh nad, tunggu. Gue mau nanya” genta pun berlari mengejarku. “apaan sih ta, gue lagi males becanda”. Jawabku lesu. “reno udah tau soal penyakit lo?” dan aku pun langsung menghentikan langkahku, “kalo lo emang sahabat gue, tolong jangan kasih tau dia soal ni ta, gue mohon” pintaku dengan sedikit memohon… “ya ya ya tapi traktir gue makan ya, laper nih” dia pun menggandengku ke kantin…
“hy nad, bengong aja pagi pagi” sapa genta. Dia itu adalah sahabat aku sejak smp. “eh elo ta, gue kira siapa” jawabku. “lagi mikirin apa sih? Reno ya?” ledek genta, “aah engga, cuma lagi asik aja melamun” jawabku sambil berlalu meninggalkan dia pergi. “eh nad, tunggu. Gue mau nanya” genta pun berlari mengejarku. “apaan sih ta, gue lagi males becanda”. Jawabku lesu. “reno udah tau soal penyakit lo?” dan aku pun langsung menghentikan langkahku, “kalo lo emang sahabat gue, tolong jangan kasih tau dia soal ni ta, gue mohon” pintaku dengan sedikit memohon… “ya ya ya tapi traktir gue makan ya, laper nih” dia pun menggandengku ke kantin…
Di kelas…
“nad, aku cariin kamu dari tadi ternyata kamu sama dia” kata reno sambil menunjuk ke arah genta..
“iya ren, maaf tadi aku ajak genta sarapan di kantin” jawabku. Reno mendekatiku dan memegang tanganku lalu dia berkata “hari ini kamu terlihat pucat banget, kamu sakit yah?”. “engga ren, aku cuma telat makan aja kok” lalu kami berdua pun duduk kembali di bangku masing masing…
“nad, aku cariin kamu dari tadi ternyata kamu sama dia” kata reno sambil menunjuk ke arah genta..
“iya ren, maaf tadi aku ajak genta sarapan di kantin” jawabku. Reno mendekatiku dan memegang tanganku lalu dia berkata “hari ini kamu terlihat pucat banget, kamu sakit yah?”. “engga ren, aku cuma telat makan aja kok” lalu kami berdua pun duduk kembali di bangku masing masing…
Tak terasa bel pulang sekolah pun berbunyi…
Hari ini aku harus ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaanku, dan seperti biasa. Genta selalu mengantarku…
“aku anter kamu pulang yuk” reno menarik tanganku…
“gak usah ren, aku mau ke toko buku sama genta, iya kan ta” jawabku sambil memanggil genta.
“lho… Bukannya…” sebelum dia melanjutkan kata katanya, aku pun memotongnya “lo lupa ya, kan lo sendiri yang ngajak gue”.
“yaudah dech, hati hati ya sayang, kalo udah sampe rumah kabarin aku” reno pun mengecup keningku dan berlalu pergi.
Aku bergegas pergi ke rumah sakit bersama genta untuk check up.. Dan ternyata benar, aku harus segera melakukan kemoterapi.
Hari ini aku harus ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaanku, dan seperti biasa. Genta selalu mengantarku…
“aku anter kamu pulang yuk” reno menarik tanganku…
“gak usah ren, aku mau ke toko buku sama genta, iya kan ta” jawabku sambil memanggil genta.
“lho… Bukannya…” sebelum dia melanjutkan kata katanya, aku pun memotongnya “lo lupa ya, kan lo sendiri yang ngajak gue”.
“yaudah dech, hati hati ya sayang, kalo udah sampe rumah kabarin aku” reno pun mengecup keningku dan berlalu pergi.
Aku bergegas pergi ke rumah sakit bersama genta untuk check up.. Dan ternyata benar, aku harus segera melakukan kemoterapi.
Sebulan telah berlalu…
Aku telah menjalani kemoterapy tapi keadaanku tetap saja seperti ini, bahkan aku harus meninggalkan sekolahku karena keadaanku yang semakin paraah… Reno pun berusaha mencari tahu kabarku, dan menanyakannya pada genta. Tapi aku melarang genta untuk memberi tahunya.
Aku telah menjalani kemoterapy tapi keadaanku tetap saja seperti ini, bahkan aku harus meninggalkan sekolahku karena keadaanku yang semakin paraah… Reno pun berusaha mencari tahu kabarku, dan menanyakannya pada genta. Tapi aku melarang genta untuk memberi tahunya.
Suatu hari…
Reno memergoki aku keluar dari rumah sakit bersama genta yang menggandeng tanganku.
“jadi ini alasan kamu ngejauhin aku,” bentak reno.. “lo jangan salah sangka dulu ren” genta mencoba menenangkan suasana. Aku hanya bisa diam karena menahan sakit di kepalaku. “terus apa? Brengsek lo ta. Lo juga sama aja nad kaya cewek lain. Murahan” reno semakin emosi. Lalu genta pun mendaratkan pukulan di pipi reno. Genta berkata “asal lo tau yah, nadine tuh sebenernya…” aku pun memegang tangan genta dengan kuat dan berkata “please ta, jangan…” kami berdua pun pergi meninggalkan reno….
Reno memergoki aku keluar dari rumah sakit bersama genta yang menggandeng tanganku.
“jadi ini alasan kamu ngejauhin aku,” bentak reno.. “lo jangan salah sangka dulu ren” genta mencoba menenangkan suasana. Aku hanya bisa diam karena menahan sakit di kepalaku. “terus apa? Brengsek lo ta. Lo juga sama aja nad kaya cewek lain. Murahan” reno semakin emosi. Lalu genta pun mendaratkan pukulan di pipi reno. Genta berkata “asal lo tau yah, nadine tuh sebenernya…” aku pun memegang tangan genta dengan kuat dan berkata “please ta, jangan…” kami berdua pun pergi meninggalkan reno….
Enam bulan berlalu…
Saat ini keadaanku kritis, sudah seminggu aku koma di rumah sakit. Kepalaku pun botak. Genta hanya bisa melihat keadaanku dari luar ruangan bersama keluargaku. Lalu tiba tiba reno yang saat itu tengah menjenguk saudaranya melihat genta menangis berdiri di depan ruang icu. Dan betapa kagetnya reno, orang yang ditangisi genta adalah nadine.
“nadine, apa itu bener kamu?” reno pun mendekat, dan tak terasa air matanya jatuh. “iya ren, dia kena kanker stadium lanjut. Dan saat ini dia tengah berjuang untuk hidupnya. Berulang kali gue pengen ngasih tau lo, tapi nadine ngelarang gue, dia gak mau lo sedih, dia gak mau terlihat lemah” reno tak mampu berkata apa apa selain menangis.
Saat ini keadaanku kritis, sudah seminggu aku koma di rumah sakit. Kepalaku pun botak. Genta hanya bisa melihat keadaanku dari luar ruangan bersama keluargaku. Lalu tiba tiba reno yang saat itu tengah menjenguk saudaranya melihat genta menangis berdiri di depan ruang icu. Dan betapa kagetnya reno, orang yang ditangisi genta adalah nadine.
“nadine, apa itu bener kamu?” reno pun mendekat, dan tak terasa air matanya jatuh. “iya ren, dia kena kanker stadium lanjut. Dan saat ini dia tengah berjuang untuk hidupnya. Berulang kali gue pengen ngasih tau lo, tapi nadine ngelarang gue, dia gak mau lo sedih, dia gak mau terlihat lemah” reno tak mampu berkata apa apa selain menangis.
2 minggu berlalu, keadaan nadine melemah… Dan takdir pun berkata lain. Nadine gak bisa diselamatkan, nadine meninggal. Enggak ada yang bisa reno lakukan selain menangis dan terus memeluk foto nadine.
The end.
Cerpen Karangan: Lala MerlianaFacebook: lhalha merliana